Monday, November 29, 2010

Perkembangan Kognitif pada Masa Kanak-kanak Awal

BAB I PENDAHULUAN
Dunia kognitif masa anak anak prasekolah adalah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Di dalam seni mereka, matahari kadang kadang berwarna hijau, dan langit berwarna kuning. Mobil mengambang di awan, dan manusia seperti kecebong. Imajinasi anak anak prasekolah terus bekerja, dan daya serap mental mereka tentang dunia semakin meningkat. Bahasan tentang perkembangan kognitif masa awal anak anak kali ini berfokus pada taap pemikiran praoperasional piaget.Pada tahap masa awal anak, seorang anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional. Menurut piaget, tahap ini terjadi pada usia anak mencapai 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta keyakinan pada hal hal yang magis terbentuk.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Piaget
Jean Piaget menggambarkan masa kanak-kanak awal sebagai tahap praoperasional (preoperational stage) yaitu, tahap utama kedua dalam perkembangan kognitif Piaget dimana seorang anak menjadi lebih canggih dalam menggunakan pemikiran simbolis tetapi masih belum dapat menggunakan logika. Tahap praoperasional berlangsung pada usia sekitar 2-7 tahun, ditandai oleh ekspansi besar dalam pemikiran-pemikiran simbolis, atau kemampuan representasi yang pertama kali muncul pada akhir tahap sensorimotorik (tahap pertama dalam perkembangan kognitif).

Kemajuan pemikiran Praoperasional menurut piaget :
1.     Fungsi simbolis (Symbolic function): kemampuan anak menggunakan representasi mental  (kata-kata, angka, atau gambar). Anak dapat membayangkan bahwa benda atau orang memiliki properti-properti selain dari sebenarnya mereka miliki.
Contoh : Romi berpura-pura bahwa sepotong pisang adalah sebuah penyedot debu yang “menderu” diatas meja makan.

  1. Pemanahaman identitas : kemampuan anak menyadari bahwa perubahan artifisial tidak akan mengubah sifat suatu hal.Contoh : Antonio tahu bahwa meskipun gurunya berpakaian seorang bajak laut, dibalik kostum itu gurnya tetap menjadi seorang guru bukan bajak laut.
  1. Pemahaman sebab-akibat (transduction) : kemampuan anak secara mental untuk mengkaitkan fenomena partikular, terlepas dari atau ada atau tidaknya sebab-akibat yang logis. contoh : ketika melihat ada bola yang menggelinding dari balik dinding, Rafi mencari orang yang menendang bola tersebut dibalik dinding.
  1. Pemahaman terhadap angka : Kemampuan anak untuk dapat menghitung dan menangani kuantitas. Contoh : Lisa membagi beberapa permen dengan temannya, menghitung untuk memastikan bahwa masing-masing temannya mendapatkan jumlah yang sama.
  1. Kemampuan mengklasifikasikan : kemampuan anak untuk mengorganisasikan benda-benda, orang, dan kejadian ke dalam kategori yang bermakna.Contoh : Rosa memilah-milah biji cemara yang ia kumpulkan ketika berjalan-jalan sesua dengan ukurannya yang besar atau kecil.
  1. Empati : Kemampuan anak utuk mulai lebih bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh orang lain.Contoh : Emi berusaha menghibur temannya ketika ia melihat temnnya itu sedang sedih.
  1. Teori tentang pikiran : kemampuan anak untu menyadari aktivitas mental dan fungi dari pikiran.Contoh : Bianca ingin menyimpan kue untuk dirinya sendiri sehingga ia menyembunyikan kuenya dari kakanya di kotak pasta. Ia tahu bahwa kuenya akan aman karena kakanya tidak akan mencari kue di tempat di mana ia tidak mengharapkan akan menemukan kue.

Aspek-aspek ketidakmatangan pemikiran Praoperasional
  1. Centration : Anak hanya berfokus pada satu aspek dari situasi dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Ketidakmampuan untuk decenter (berfikir mengenai berbagai aspek dari sebuah situasi pada saat yang bersamaan). Contoh : Timothy menggoda adiknya dengan menagtakan bahwa ia memiliki jus yang lebih banyak karena jusnya dituang kedalam gelas yang kurus dan tinggi sementara jus adiknya dituang kedalam gelas yang pendek dan lebar.
  1. Irreversabilitas : kegagalan anak dalam memahami bahwa sebuah operasi dapat berlangsung dua arah atau lebih.Contoh : Timothy tidak menyadari bahwa jus dalam setap gelas bisa dituang kembali dalam kotak asalnya, menyanggah klaimnya bahwa ia mendapatkan lebih banyak dari adiknya.
  1. Fokus pada keadaan daripada transformasi : anak gagal dalam memahami signifikasi transformasi diantara beberapa keadaanContoh : Dalam tugas konservasi, Timothy tida memahami bahwa mengubah bentuk zat cair (menuangkan dari satu wadah ke wadah lain) tidak mengurangi jumlahnya.
  1. Penalaran transduktif : Anak tidak menggunakan penalaran deduktif ataupun induktif ; tetapi mereka melompat dari satu pasrtikular lain melihat sebuah kausal meskipun pada kenyataannya tidak ada.Contoh : Sarah bersikap kasar kepada saudaranya. Kemudian saudaranya jatuh sakit. Sarah menyimpulkan bahwa ia menyebabkan saudaranya jatuh sakit.
  1. Egosentris : Anak mengasumsikan bahwa semua orang lain befikir, mempersepsi, dan merasa hal yang sama dengan mereka.Contoh : Kara tiak menyadari bahwa ia perlu membalik buku yang dipegangnya sehingga ayahnya melihat gambar yang ia tanyakan. Ia bahkan memegang buku tersebut tepat didepannya, sehingga hanya ia yang bisa melihat gambaranya.
  1. Animisme : Anak mengatribusikan kehidupan pada benda-benda mati. Contoh : Amanda mengatakan bahwa pagi ingin muncul tetapi malam berkata “aku tidak akan pergi”.
  1. Ketidakmampuan membedakan tampilan luar dengan realitas : anak bingung mengenai apa yang nyata melalui tampilan luar.Contoh : Ami bingung ketika melihat gabus yang dibentuk mirip batu. Ia menyatakan bahwa itu keliahtan seperti batu, dan itu memang benar-benar batu

2.2 Pendekatan pemrosesan informasi : perkembangan ingatan
Proses Mengingat
  1. Pengodean (encoding) : proses dimana informasi disiapkan untuk penyimpanan jangka panjang dan pengambilan kemabali di masa yang akan datang.
  2. Penyimpanan (storage) : penyimpanan informasi dalam ingatan untuk penggunaan selanjutnya
  3. Pengambilan kembali (retrieval) : proses dimana informasi diakses atau diambil kembali dari penyimpanan memori.
pemrosesan informasi
  1. Ingatan sensorik (sensory memory) : penyimpanan informasi sensorik awal, singkat dan sementara.
  2. Ingatan kerja (working memory) : tempat penyimpanan jangka pendek dari informasi yang sedang diproses secara aktif.
Pembentukan ingatan masa kanak-kanak
  1. Ingatan generik : ingatan yang menghasilkan skrip rutinitas yang familiar digunakan sebagai panduan perilaku.
  2. Ingatan episodik : ingatan jangka panjang untuk kejadian atau pengalamn spesifik terkait dengan tempat dan waktu.
  3. Ingatan otobiografis : ingatan yang membentuk sejarah hidup seseorang

BAB III. KESIMPULAN
Perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak meliputi  tahap operasional (kemajuan dan aspek yang menghambat) Selain itu juga terdapat pemrosesan informasi pada anak yang menjadikan anak-anak mengingat berbagai hal dalam memorinya.

Sunday, November 28, 2010

Perkembangan Fisik pada Kanak-kanak Awal

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan fisik pada anak usia 3-6 tahun tumbuh lebih lambat dibandingkan pada masa sebelumnya, tetapi masih dalam tingkat yang cepat; dan mereka mengalami kemajuan pesat dalam perkembangan otot dan koordinasi, sehingga bisa melakukan banyak hal. Pada masa kanak-kanak awal, tubuh anak-anak menjadi lebih kurus dan tinggi. Mereka tidur lebih sedikit dibandingkan sebelumnya da kemungkinan besar mengalami masalah tidur. Kemampuan mereka berlari, meloncat, melompat dan melempar bola mengalami peningkatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan tubuh
·        Anak- anak mulai kehilangan bentuk tubuh membulat seperti bayi.
·        Perut mulai mengencang, badan, tangan dan kaki tumbuh  lebih panjang.
·        Pertumbuhan otot dan rangka tumbuh cepat
·        Tulang rawan berubah menjadi tulang dalam kecepatan yang lebih tinggi dari pada yang sebelumnya dan menjadi keras yang melindungi organ-organ dalam

2.2 Nutrisi
Kelebihan Berat Badan (obesitas)
Peningkatan terbesar dalam prevalensi kelebihan berat badan adalah pada anak-anak dari keluarga yang berpenghasilan rendah.
Kecenderungan masalah kegemukan ini bisa disebabkan oeh faktor Keturunan dan Lingkungan.
Seiring dengan perpindahan anak-anak ke periode prasekolah, pola makan mereka jadi lebih dipengaruhi oleh lingkungan. Jika anak yang berusia 3 tahun hanya makan sampai ia merasa kenyang, maka anak berusia 5 tahun cenderung makan lebih banyak jika mereka disajikan porsi makan yang lebih banyak. Oleh karena itu, kunci untuk mencegah kegemukan mungkin adalah dengan memastikan bahwa anak-anak prasekolah yang lebih tua disajikan dengan porsi makan yang sesuai dan tidak memaksa mereka untuk makan sampai habis (Rolls et al., 2000)
Apa yang dimakan oleh anak-anak juga sama pentingnya dengan seberapa banyak yang mereka makan. Untuk menghindari masalah kelebihan berat badan dan mencegah masalah jantung anak-anak seharusnya mendapatkan sekitar 30 % dari total kalori mereka. Anak-anak dengan kelebihan berat badan, cenderung akan tumbuh menjadi orang dewasa yang mengalami kegemukan (AAP Committe on Nutrition, 2003; Whitaker et al., 1997), dan kelebihan masa tubuh adalah ancaman bagi kesehatan.

Kekurangan gizi
Kebanyakan anak yang kekurangan gizi biasanya hidup di lingkungan yang sangat kekurangan. Mereka yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki makanan yang cukup akan lebih mungkin untuk mendapatkan hasil tes kemampuan aritmatika yang jelek, tidak naik kelas, harus berkonsultasi ke psikolog, dan mengalami kesulitan untuk bergaul dengan anak-anak lain (Alaimo, Olson, dan Frongillo, 2001).

2.3 Masalah-masalah dan Pola Tidur
Anak kecil tidur lebih lelap pada malam hari dibandingkan pada saat mereka lebih besar nantinya.
Gangguan-gangguan tidur pada anak :
·        Teror dimalam hari : Gangguan ini biasanya muncul pada usia antara 3-13 tahun (Laberge, Tremblay, Vitaro dan Montplaisir, 2000) dan lebih banyak menimpa anak laki-laki dibandingkan perempuan (AACP , 1997; Hobson & Silvestri, 1999). Si anak biasanya berteriak dan duduk ditempat tidur, bernapas dengan cepat, dan mungkin terdiam atau melempar barang-barang disekitar tempat tidurnya.
·        Berbicara dan Berjalan : meskipun berjalan dalam tidur tidak berbahaya, namun seseorang yang berjalan dalam tidurnya berisiko untuk mencederai dirinya sendiri. Gangguan tidur dapat dipicu oleh aktivasi secara tidak sengaja pada sistem pengendali motor diotak, rangsangan yang tidak sempurna pada saat tidur pulas (Hoban, 2004), atau bisa juga dipicu oleh gangguan pernapasan atau gerakan kaki yang berlebihan.
·        Mengompol : kebanyakan anak berusia 3-5 tahun masih mengompol, baik siang maupun malam hari. Anak-anak pada usia ini biasanya merasakan sensasi yang ditimbulkan oleh kandung kemih yang sudah penuh ketika mereka tidur dan akan terbangun untuk mengosongkannya ditoilet. Anak yang masih mengompl tidak punya kesadaran ini. Oleh karena itu  enuresis atau mengompol ketika tidur biasanya terjadi dimalam hari. Enuresis biasnya disebabkan oleh masalah-masalah emosional, mental dan perilaku. Keturunan juga bisa menjadi salah satu faktor, kemungkinan lainnya adalah lambatnya kematangan motorik, kapasitas kandung kemih yang sedikit dan kesulitan terjaga dari tidur (Hoban, 2004)

2.4 Kemampuan Motorik
·        Kemampuan motorik kasar (gross motor skills)
Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot besar. Seperti berlari dan melompat yang melibatkan penggunaan otot besar.
·        Kemampuan motorik halus (fine motor skills)
Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot halus serta koordinasi mata dan tangan. Seperti mengancingkan baju dan menggambar.

BAB III KESIMPULAN
Anak-anak prasekolah mengalami growth spurt atau peningkatan cepat pada perkembangan fisiknya. Pada masa ini, anak tidak lagi terlihat seperti bayi tetapi tulang-tulang rawan sudah menjadi tulang sesungguhnya, perut dan anggota badan yang lain sudah mulai kuat dan mengencang. Peran gizi pada masa ini lebih lambat dari sebelumnya, terdapat 2 gangguan terkait yaitu kelebihan berat badan dan kekurangan gizi. Pada masa ini juga anak sudah mulai memiliki gerak motorik yang bagus.


Daftar Pustaka : Papalia et al,. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Saturday, November 20, 2010

Dari Hobi Jadi Duit

Kalo kamu pengen punya uang jajan yang lebih, kayaknya udah nggak perlu pusing-pusing lagi deh. Pasti kamu punya hobi kan?? Nah, mendingan jadiin hobi kamu itu jadi duit. Modal nekat aja, harus konsisten dan nggak boleh putus asa.
Awalnya mungkin kita ngerasa kalau hobi yang kita miliki, cuma sekedar buat iseng dan nggak penting. Padahal punya hobi itu penting banget. Selain bisa bikin kita nggak kebanyakan bengong, hobi juga bisa mendatangkan penghasilan.  Tapi masalahnya, seringkali kita suka menganggap remeh dan gampang bosan menekuni hobi kita. Padahal kalau pengen berhasil dan sukses seperti itu, salah satu kuncinya adalah nggap boleh bosen dan nggak boleh nyerah begitu saja.
Salah satu contoh nya adalah Hanum, Beby, dan Era, tiga sobat yang bergabung dalam Tripical ini bikin usaha bareng aksesoris kecil-kecilan. Mereka mengaku, kalau mereka suka pakai aksesoris dan memang hobi bikinnya. Dengan modal awal cuma sepuluh ribu rupiah, mereka bertekad bikin usaha sendiri. Lewat teman-teman jugalah, berbagai produk aksesoris karya mereka seperti dompet sampai gelang, pertama kali dipasarkan. Dan sekarang barang-barang mereka sudah mulai dititpkan di butik seperti Jolie dan Spang di kawasan Kemang.

Wednesday, November 10, 2010

MOTIVASI BERPRESTASI

BAB.I Pendahuluan
Motiv berasal dari bahasa latin yang berarti movere yang berarti bergerak atau bahasa inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri oranisme yang mendorong untk berbuat (driving force). Sedangkan motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku kearah tujuan (walgito, 2004: 220). Kalau menurut Plotnik (2005:328), motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melkaukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu. (“ Motivation refers to the various physiological and psychological factors that cause us to act in spesifict way at a particular time”)

Yang akan saya bahas adalah teori motivasi berprestasi. Teori ini berkaitan dengan motiv sosial. Teori ini juga berkaitan dengan kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman ”Social needs are that are acquired through learning and experience”. Kebutuhan ini merupakan motif sosial yang dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan ini akan meningkatkan kinerjanya, dan dengan demikian akan terlibat kemampuan berprestasinya. Penelitian ini embuktikan bahwa orang yang mempunyai n-achievment tinggi , akan mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang n-achievement-nya rendah.

BAB II. PEMBAHASAN
Motivasi berprestasi merupakan konsep yang dikembangkan pertama kali oleh Alexander Murray dengan istilah need for achievement (Petri, 1981). Selanjutnya McClelland dan Atkinson melanjutkannya dengan penelitian tentang hal tersebut dalam bentuk konsep teoritik tentang motivasi berprestasi (Buck, 1988).

Motivasi berprestasi menurut McClelland dan Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Standar keunggulan yang dimaksud adalah berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih sebelumnya.

Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain).

Martaniah (1979) memberi pengertian tentang motivasi berprestasi sebagai motif yang mendorong indivivu untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat menggunakan dirinya sendiri, orang lain dan dapat pula kesempurnaan tugas.

Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai suatu nilai kesuksesan. Di mana nilai kesuksesan tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.

Komponen Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam individu untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan.
Weiner (1972) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas empat komponen :
  1. Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan keberhasilan dengan kemampuan dan usaha keras. Individu akan merasa puas dan bangga atas keberhasilannya sehingga akan berusaha keras untuk meiningkatkan segala kemungkinan untk berprestasi. Ketika mengerjakan tugas ia lebih didorong oleh harapan untuk sukses daripada untuk menghindari gagal (Heckhausen, 1967).
  2. Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri dan merasa menyesal apabila prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
  3. Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding individu lain yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan ketangguhan individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengn sukses, untuk dapat mencapai prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain (Heckhausen, 1967).
  4. Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan kemungkinan untuk berhasil
Teori McClelland
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan
“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1) Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;
(2) Menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan
(3) Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.


BAB III Kesimpulan
Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam individu untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan. Di mana nilai kesuksesan tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.




Refrensi :
Basuki, A.M heru.2008. Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma