Sunday, June 6, 2010

Kegiatan Belajar Kreatif

Kegiatan belajar yang kreatif adalah kegiatan yang diberikan pada anak sebagai respons setelah menerima pengajaran kebenaran Alkitab. Menurut laporan para ahli pendidikan, murid yang belajar sesuatu melalui pendengaran saja, hanya dapat mengingat 10% dari apa yang dipelajarinya. Jika belajar melalui penglihatan dan pendengaran, dapat mengingat 50%. Sedangkan bila belajar melalui penglihatan, pendengaran, dan ditambah dengan pengalaman langsung, dapat mengingat 90%.

Prinsip Penggunaan Kegiatan yang Kreatif
a. Harus sesuai dengan tingkatan usia murid.
b. Biarkan murid mengerjakan sendiri, bukan guru atau orang lain yang mengerjakan baginya.
c. Harus berhubungan erat dengan isi pelajaran.
d. Bukan sekadar melewatkan waktu, tetapi merupakan proses penting dalam pengajaran.
e. Murid ikut serta dalam berpikir dan memberikan tanggapan terhadap kebenaran.

Definisi belajar mengajar yang kreatif
• Meresponi Tantangan
Ada banyak tantangan dalam berbagai kenyataan hidup yang sama besarnya dengan mengajar di kelas. Tantangan ini kemudian diperluas ke dalam konteks pengajaran Kristen. Tujuan penginjilan, pertumbuhan orang Kristen, pelatihan pelayanan, dan perilaku yang serupa dengan Kristus secara terus-menerus membutuhkan pendekatan dan respon yang segar. Suatu respon kreatif terhadap tantangan bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi.

• Terus Mengembangkan Ide-ide
Kreativitas mungkin didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar. Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan di kelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman yang sesungguhnya.

• Kegunaan Imajinasi
Imajinasi biasanya diasosiasikan dengan kegiatan bercerita dalam pendidikan Kristen. Namun, imajinasi yang didedikasikan mendapat tempat di semua aspek pengajaran. Misalnya, guru yang di kelas junior dapat memvisualisasikan singa dalam cerita Daniel atau forum Roma dalam diskusi untuk kelas remaja akan menambah suatu dimensi yang kreatif dalam cara mengajarnya. Dengan melihat tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi pada saat ia dipenjara di Roma, kita mendapat prospektif baru untuk mempelajari kitab tersebut. Berdasarkan fakta-fakta yang alkitabiah, imajinasi memberi daya tarik dan kehidupan dalam pelajaran-pelajaran yang alkitabiah.
Mungkin, ada beberapa orang yang merasa bahwa penggunaan imajinasi tergantung pada kemampuan mereka. Namun, ada dorongan yang kuat pada kemungkinan mengembangkan kekreativitasan imajinasi.
Dr. Ralph J. Hallman menyatakan:
“…kreativitas dapat diajarkan. Kreativitas dapat diajarkan karena proses untuk menjadi kreatif adalah proses mengembangkan seseorang untuk menjadi suatu pribadi. Ini adalah proses yang tidak terikat rantai kebiasaan, rutinitas, dan tekanan. Proses ini adalah proses membentuk lingkungan seseorang, atau secara produktif menghubungkan seseorang dengan orang lain; ini adalah proses mengidentifikasi seseorang dan mendefinisikan keberadaan seseorang itu sendiri. Ini adalah pusat masalah kekreativitasan dan juga pendidikan.”
Penerapan kreativitas
Kreativitas tetap menjadi suatu konsep yang abstrak jika tidak diterapkan dalam prosedur di kelas. Berikut ini saran-saran dari prinsip-prinsip penerapan.

• Kreatif dalam Metode
Kreativitas dalam metode dapat diterapkan dalam berbagai hal namun semuanya itu berarti keanekaragaman. Guru yang kreatif akan membiarkan dirinya menjadi mirip dengan metode pengajarannya. Metode yang digunakannya akan bervariasi. Ia akan menggabungkan metode- metode yang ada. Ia akan mengenalkan cara-cara berkomunikasi yang sebelumnya belum pernah digunakan dan ia akan mencarinya dengan membaca, bertemu dengan orang lain, dan melakukan percobaan agar cara mengajarnya tetap segar dan hidup.

• Kreatif dalam Fasilitas Ruangan
Tampilan fisik ruang kelas memberikan kesempatan untuk berkreativitas. Contohnya, penggunaan lingkaran, setengah lingkaran, kelompok kecil, atau mungkin menyingkirkan seluruh meja dan kursi di beberapa kelompok anak mungkin bisa memberikan suatu sentuhan kreativitas terhadap setting ruang kelas tersebut. Ini mungkin dapat mengubah perilaku anak di dalam kelas pada saat mengikuti pelajaran. Demikian pula dengan penggunaan gambar-gambar, majalah dinding, dan cat-cat yang berwarna segar yang juga memberikan kesempatan berkreasi yang potensial.

• Kreatif dalam Memberikan Tugas
Banyak orang yang akan memperdebatkan tentang keuntungan memberi tugas kepada murid untuk menyiapkan pelajaran melalui beberapa jenis cara belajar di luar sekolah. Namun, ada masalah yang sangat penting tentang bagaimana belajar di luar sekolah itu dapat dimotivasikan dalam pengajaran di gereja. Ada tantangan untuk guru yang kreatif. Ia tidak puas dengan “membaca bab dalam buku”, tetapi ia akan mencoba untuk membangun motivasi dan keinginan dari dalam.

Jenis-Jenis Kegiatan Belajar yang Kreatif
MENGARANG
a. Mengarang surat
b. Mengarang mengenai tanggapan atas suatu bacaan.
c. Mengarang cerpen atau kesaksian hidup.
d. Mengarang majalah.
e. Mengarang puisi.

PEKERJAAN TANGAN
a. Gambar tiga dimensi.
b. Gambar model.
c. Model dari tanah liat.
d. Kotak pasir. Kotak televisi.
e. Kotak slide.

DRAMA
a. Monolog.
b. Wawancara.
c. Pantomim
d. Mendramakan cerita Alkitab.
e. Panggung boneka.
f. Memeragakan tokoh-tokoh Alkitab.

PERMAINAN ALKITAB
a. Permainan yang bersifat mengulang pelajaran.
b. Permainan Alkitab yang praktis.

No comments:

Post a Comment