SISTEM
PAKAR DIAGNOSA AWAL GANGGUAN JIWA DENGAN
METODE CERTAINTY FACTOR
BERBASIS MOBILE CELLULAR
Gangguan jiwa adalah
perubahan suasana perasaan dan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang jelas,
dan menyebabkan kendala terhadap diri sendiri atau orang lain. Sementara
informasi mengenai diagnosa awal gangguan jiwa tidak begitu banyak ditemui di
masyarakat sehingga banyak yang tidak mengerti mengenai penanggulangan gangguan
jiwa saat ini. Maka penulis membangun sebuah
aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk
mendeteksi gangguan jiwa secara dini. Adapun metode yang digunakan adalah
metode Certainty Factor. Setelah dilakukan analisa dan pengujian sistem ini
dapat memberikan pengetahuan serta kemudahan bagi masyarakat untuk mengetahui
awal gangguan jiwa dengan cara melakukan konsultasi sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat untuk memberi saran pada gangguan jiwa yang diderita.
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah
sistem yang berusaha mangadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer
dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Oleh karena itu, sistem pakar dapat membantu dalam merancang aplikasi diagnosa gangguan jiwa.
Dalam menghadapi suatu permasalahan sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis. Faktor
kepastian (Certanity Factor),diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam
pembuatan MYCIN. Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter
klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity
Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau
aturan. Untuk membuat aplikasi ini CF digabungkan dengan Java 2 Micro Edition
(J2ME), Java 2 Micro Edition (J2ME)
merupakan sebuah kombinasi yang terbentuk antara sekumpulan interface Java
yang sering disebut Java API (Application Programming Interface) dengan
JVM (Java Virtual Machine) yang didesain khusus untuk alat, yaitu JVM
dengan ruang yang terbatas. Kombinasi tersebut kemudian digunakan untuk
melakukan pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan pada mobile device.
Dalam menghadapi suatu permasalahan sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis.
TAMPILAN AWAL |
TAMPILAN DAFTAR PERTANYAAN |
Kemudian berdasarkan hasil penelitian dengan kuesioner yang disebarkan kepada
20 masyarakat, maka didapatkan analisa sebesar 86% mengatakan sangat puas dalam
segi interface atau tampilan menu warna background, lalu sebesar 80% mengatakan
sangat puas dalam melakukan konsultasi penyakit neurosis. Selanjutnya 83%
mengatakan sangat puas karena mempunyai manfaat besar bagi user.
Sebanyak 87% mengatakan sangat puas dalam segi interface atau tampilan menu
aplikasi. Lalu sebesar 79% mengatakan sangat puas bahwa aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan user
dalam berkonsultasi.
Sumber :
Wita, S.W., Arifin, S.P., & Surya, I. (2012).
Sistem pakar diagnose awal gangguan
jiwa dengan metode certainty factor berbasis mobile cellular. Jurnal Teknik
Informatika. Vol 1. Pekanbaru : Politeknik Caltex Riau. http://journal.pcr.ac.id/wp-
content/uploads/2012/09/Jurnal-Sri-wahyuni.pdf
jiwa dengan metode certainty factor berbasis mobile cellular. Jurnal Teknik
Informatika. Vol 1. Pekanbaru : Politeknik Caltex Riau. http://journal.pcr.ac.id/wp-
content/uploads/2012/09/Jurnal-Sri-wahyuni.pdf
Jurnal 2
INTELLIGENT TUTORING SYSTEM SEBAGAI UPAYA INOVATIF DALAM
PEMBELAJARAN UNTUK PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER
PEMBELAJARAN UNTUK PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER
Jaidan Jauhari and Mohammad bin Ibrahim
Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang pesat juga telah merambah bidang pendidikan dan pengajaran. Salah
satu pembelaajran berbasis komputer yang saat ini masih
terus dikembangkan adalah Intelligent Tutoring System (ITS)
yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran berbasis
komputer sebelumnya yang belum memperhatikan keberagaman siswa. ITS merupakan
sebuah aplikasi komputer yang dibuat untuk meniru mimik manusia dalam
memberikan materi pengajaran. ITS menggunakan pendekatan one-to-one. ITS
merupakan sistem yang cerdas karena memiliki komponen kecerdasan buatan.
ITS
merupakan sebuah aplikasi komputer yang mempunyai kecerdasan dalam melakukan pembelajaran.
ITS mencoba meniru mimik manusia dalam mengajar dan memberikan tanya jawab ke
pengguna (Samuelis,2007). ITS dapat menilai kemampuan pengguna dan memberikan
materi yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pengguna. ITS mirip
pengajar (tutor) virtual yang berusaha mengadopsi pengajar yang asli. Sistem
Pembelajaran Cerdas (Intelligence Tutoring System, ITS) adalah suatu sistem
yang memanfaatkan teknik tingkat lanjut dalam mendeskripsikan dan meningkatkan proses
pengajaran.
Computerbased
learning (CBT) dan Computer Aided Instruction (CAD) adalah sistem yang pertama
kali diperkenalkan sebagai usaha untuk mengajar siswa menggunakan komputer.
Dalam sistem seperti ini, instruksi terhadap siswa tidak diberikan secara unik
kepada perseorangan, tetapi instruksi diberikan sama untuk setiap siswa.
Keputusan bagaimana mengajarkan materi kepada siswa tidak memperhatikan kemampuan siswa, tetapi hanya sebatas kondisi-kondisi sederhana yang dikandung
oleh sistem. Sehingga semua siswa akan diajar dengan cara yang sama,
tidak peduli apakah dia siswa yang cepat belajar maupun siswa yang agak lambat
menerima materi. Sistem pembelajaran cerdas menyempurnakan kelemahan tersebut dengan
memperhatikan kemampuan siswa, dan mengajarkan materi sesuai dengan
kemampuannya. Dengan cara seperti ini proses pembelajaran menjadi semakin
efektif.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan
e-learning yang ada sekarang dan pembelajaran berbantuan komputer serta
pembelajaran jarak jauh yang telah ada belum mengakomodasi masalah keberagaman
dan kemampuan peserta ajar secara individu, histori belajar, gaya belajar dan
kelakuan belajar. Untukmengatasinya
dilakukan dengan mengembangkan suatu model pembelajaran berbasis ITS. Sebagian
besar universitas telah menerapkan alat pengajaran online sebagai mekanisme
untuk pembelajaran. Kelebihan alat ini adalah kemampuan mereka untuk
menyediakan guru dan siswa dengan
banyak fleksibilitas dalam lingkungan belajar. Sayangnya, mereka tidak
menyediakan sarana yang dapat menerima seorang siswa yang sedang berlangsung
instruksi pribadi. Mengajar siswa pada satu-ke-satu secara signifikan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan keterampilan oleh mahasiswa. Bloom menunjukkan bahwa
belajar satu-ke-satu adalah strategi yang paling efektif, dan umumnya menghasilkan
performa yang lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Intelligent
Tutoring System (ITS) dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran. ITS umumnya
terdiri dari 5 komponen, yaitu Model Pakar, Model Pelajar, Model Pengajar dan
Antarmuka Pengguna.
Sumber:
Jauhari, J. & Ibrahim, M.B. (2010). Intelligent tutoring system
sebagai upaya inovatif dalam pembelajaran untuk pembelajaran berbantuan
komputer. Jurnal generic. Vol.5
No.2
Jurnal 3
RANCANG
BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK
MENENTUKAN JENIS GANGGUAN
PERKEMBANGAN PADA ANAK
Sistem
pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar
adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa
pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan
oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan
masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan
para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat
digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini
bertujuan untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak di bawah umur
10 tahun dengan hanya memperhatikan gejalagejala yang dialami. Dengan
menggunakan metode Certanty Factor (CF), didapatkan nilai kemungkinan
gangguan yang dialami pasien.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari
ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent
system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial
intelligence. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah
teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF).
Sistem
Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan
solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema. Implementasi
sistem pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar
dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam
program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran
secara cerdas. Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam
bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan
perkembangan pada anak. Contoh satu bentuk
gangguan perkembangan adalah conduct disorder. Oleh karena itu dibangun
suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk
menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty
Factor (CF).
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan pada perkembangan anak yang mampu membuat suatu keputusan yang sama, sebaik dan seperti pakar.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan pada perkembangan anak yang mampu membuat suatu keputusan yang sama, sebaik dan seperti pakar.
TAMPILAN AWAL |
Sumber:
Rohman, F.F & Fauziah, A. Rancangan bangun aplikasi
sistem pakar untuk menetukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Jurnal
teknik informatika. Vol 6 No 1: 1-23. Yogyakarta: FTI UII. http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/view/106
Jurnal 4
COMPUTER
SELF EFFICACY (CSE)
MAHASISWAAKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI:
TINJAUAN PERSPEKTIF
GENDER
Konsep CSE dipandang sebagai salah satu variabel
yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi infonnasi.
Telah ada konsensus umum antara peneliti dengan praktisi bahwa CSEmempunyai
hubungan positif dengan attitude seseorang yang dihubungkan dengan
telmologi infonnasi. CSE mempunyai hubungan positif dengan kineja dalam
pelatihan software. Oleh
karena itu melihat pentingnya CSE bagi
mahasiswa akuntansi dan berdasarkan kajian penelitian terdahulu, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan CSE mahasiswa akuntansi
dalam penggunaan sistem informasi ditinjau dari perspektif gender.
CSE (Computer Self Efficacy) Didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan
komputer/sisteminformasi/teknologi informasi. Self efficacy dapat didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perilaku tertentu. Self efficacy dirasakan seseorang,
memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasu dan perilaku. Terdapat tiga
dimensi CSE yaitu: magnitude, streght,
generability
Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidik kecenderungan keahlian penmaan komputer
para mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi infomasi dan menyelidiki
perbedaan keahlian penggunaan komputer diantara mahasiswa laki-laki dan
perempuan. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa akutansi yang sedang mengambil
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan
kuesioner pada mahasiswa setelah selesai mengikuti kuliah. Sebanyak 190
kuesioner disebarkan dengan tingkat pengembalian 84,2 % atau 160 kuesioner.
Daro 160 kuesioner yang kemabli, 11 kuesioner tidak diisi dengan lengkap
sehingga kuesioner yang dianalisis utuh adalah 149 kuesioner (78,42%). Uji vadilitas menggunakan analisis faktor
menunjukan nilai >0,5 dengan nilai faktor loading > 0,5 dan nilai
eigenvalue > 1. Sedangkan uji reabilitas diakukan dengan menggunakan software aplikasi statistic SPPS versi
10.
Hasil
penelitian yang dihasilkan adalah bahwa CSE laki-laki lebih baik dibanding CSE perempuan.
Sumber :
Rustiana. (2004). Computer self efficacy (CSE) mahasiswaakuntansi dalam penggunaan
teknologi informasi: tinjauan
perspektif gender. Jurnal
akltntansi &
keuangan.
VOL. 6, NO. I (29- 39). Yogyakarta: Universitas
Atmajaya
Jurnal 5
PENINGKATAN
MINAT DAN KEMAMPUAN ANAK USIA PRA
SEKOLAH UNTUK BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS
PERMULAAN MENGGUNAKAN KOMPUTER AIDED
LEARNING
Anak-anak
adalah generasi penerus bangsa. Untuk itu mereka harus disiapkan sejak dini
agar mempunyai
kemampuan, karakter dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya.
Salah satu kemampuan yang penting dan harus dikuasai oleh anak-anak adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan bekal
utama bagi anakanak untuk dapat memahami mata pelajaran yang diberikan di
sekolah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan minat
dan kemampuan anak dalam belajar membaca dan menulis adalah denganmenggunakan
perangkat lunak pembelajaran berbasis komputer. Dengan menggunakan perangkat
lunak pembelajaran berbasis komputer materi dapat disampaikan dalam bentuk
permainan yang disertai dengan gambar, suara, animasi dan permainan warna,
sehingga anak-anak merasa sedang bermain walaupun sebenarnya meraka sedang
belajar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Agar
alat bantu pengajaran yang dibuat dapat mengakomodasi kebutuhan pemakai, anak
berusia 4 sampai 5 tahun, maka sebelum alat bantu tersebut dibuat perlu
dilakukan analisis dan desain yang tepat. Analisis dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner kepada 30 orang tua murid yang mempunyai anak berusia antara 4 sampai
5 tahun dan kepada 30 orang guru Taman Kanak-Kanak (TK). Responden diambil dari
orang tua murid dan guru TK, karena mereka dianggap sudah memiliki banyak
pengalaman mengajar anak belajar membaca dan menulis permulaan.
Berdasarkan
hasil kuisioner dapat ditarik beberapa
kesimpulan:
- Anak usia 4-5 tahun lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar, cerita, lagu, atau suara dibandingkan dengan menggunakan buku acuan yang dijual di toko-toko ataupun menggunakan buku tulis.
- Pelajaran membaca dan menulis seharusnya diajarkan di TK, sehingga pada saat memasuki SD kelas 1 mereka sudah siap mengikuti pelajaran terutama pada pelajaran yang membutuhkankemampuan membaca dan menulis yang baik.
- Anak usia 4-5 tahun membutuhkan pendamping dalam belajar membaca dan menulis. Selain dengan kuisioner, juga dilakukan wawancara dengan seorang kepala sekolah sebuah TK. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu mengenal huruf dan rangkaiannya dalam bentuk hafalan, tetapi jika kemudian dipisah mereka menjadi bingung, siswa mampu menganalisa sebuah suku kata, tetapi apabila suku kata tersebut digabung dengan suku kata yang lain siswa menjadi kesulitan menganalisanya dan orang tua memegang peranan penting mendampingi anak selama belajar.
- Setelah analisis selesai dilakukan berikutnya dilakukan desain. Desain yang dilakukan meliputi desain model sistem perangkat ajar, desain model dialog, desain struktur perangkat ajar yang meliputi karakteristik sistem perangkat ajar, metode pengajaran dan struktur materi, desain data, dan desain antar muka.Hasil dari desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan Macromedia Director 8.5, Wave Studio dari Creative Sound Blaster AudioPCI 128, Adobe Photoshop 6.0 dan Adobe ImageReady 3.0.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Perangkat ajar yang
dibuat cukup membantu anak usia empat sampai lima tahun untuk belajar membaca
dan menulis permulaan. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan
adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan sebesar
18,33%.
Sumber :
Limanto,S. (2008).Peningkatan minat dan kemampuan anak usia pra sekolah untuk belajar
membaca dan menulis permulaan menggunakan komputer aided learning. Gematika
jurnal manajemen informatika. vol 9 no 2. Surabaya:USU