Sunday, November 25, 2012

FINAL SOFTSKILL SIP

Jurnal 1


SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL GANGGUAN JIWA DENGAN
METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS MOBILE CELLULAR

Sri Wahyuni Wita, Satria Perdana Arifin, Ibnu Surya


        Gangguan jiwa adalah perubahan suasana perasaan dan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang jelas, dan menyebabkan kendala terhadap diri sendiri atau orang lain. Sementara informasi mengenai diagnosa awal gangguan jiwa tidak begitu banyak ditemui di masyarakat sehingga banyak yang tidak mengerti mengenai penanggulangan gangguan jiwa saat ini.  Maka penulis membangun sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk mendeteksi gangguan jiwa secara dini. Adapun metode yang digunakan adalah metode Certainty Factor. Setelah dilakukan analisa dan pengujian sistem ini dapat memberikan pengetahuan serta kemudahan bagi masyarakat untuk mengetahui awal gangguan jiwa dengan cara melakukan konsultasi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk memberi saran pada gangguan jiwa yang diderita.

     Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mangadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Oleh karena itu, sistem pakar dapat membantu dalam merancang aplikasi diagnosa gangguan jiwa. 

       Dalam menghadapi suatu permasalahan sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis. Faktor kepastian (Certanity Factor),diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Untuk membuat aplikasi ini CF digabungkan dengan  Java 2 Micro Edition (J2ME), Java 2 Micro Edition (J2ME) merupakan sebuah kombinasi yang terbentuk antara sekumpulan interface Java yang sering disebut Java API (Application Programming Interface) dengan JVM (Java Virtual Machine) yang didesain khusus untuk alat, yaitu JVM dengan ruang yang terbatas. Kombinasi tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan pada mobile device.

TAMPILAN AWAL
TAMPILAN DAFTAR PERTANYAAN
   

          Kemudian berdasarkan hasil penelitian dengan kuesioner yang disebarkan kepada 20 masyarakat, maka didapatkan analisa sebesar 86% mengatakan sangat puas dalam segi interface atau tampilan menu warna background, lalu sebesar 80% mengatakan sangat puas dalam melakukan konsultasi penyakit neurosis. Selanjutnya 83% mengatakan sangat puas karena mempunyai manfaat besar bagi user. Sebanyak 87% mengatakan sangat puas dalam segi interface atau tampilan menu aplikasi. Lalu sebesar 79% mengatakan sangat puas bahwa aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan user dalam berkonsultasi.

Sumber : 
Wita, S.W., Arifin, S.P., & Surya, I. (2012). Sistem pakar diagnose awal gangguan     
          jiwa dengan metode certainty factor berbasis mobile cellular. Jurnal Teknik 
         Informatika. Vol 1. Pekanbaru : Politeknik Caltex Riau. http://journal.pcr.ac.id/wp-
           content/uploads/2012/09/Jurnal-Sri-wahyuni.pdf




Jurnal 2

INTELLIGENT TUTORING SYSTEM SEBAGAI UPAYA INOVATIF DALAM 
PEMBELAJARAN UNTUK PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER 

Jaidan Jauhari and Mohammad bin Ibrahim

       Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat juga telah merambah bidang pendidikan dan pengajaran. Salah satu pembelaajran berbasis komputer yang saat ini masih terus dikembangkan adalah Intelligent Tutoring System (ITS) yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran berbasis komputer sebelumnya yang belum memperhatikan keberagaman siswa. ITS merupakan sebuah aplikasi komputer yang dibuat untuk meniru mimik manusia dalam memberikan materi pengajaran. ITS menggunakan pendekatan one-to-one. ITS merupakan sistem yang cerdas karena memiliki komponen kecerdasan buatan.

       ITS merupakan sebuah aplikasi komputer yang mempunyai kecerdasan dalam melakukan pembelajaran. ITS mencoba meniru mimik manusia dalam mengajar dan memberikan tanya jawab ke pengguna (Samuelis,2007). ITS dapat menilai kemampuan pengguna dan memberikan materi yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pengguna. ITS mirip pengajar (tutor) virtual yang berusaha mengadopsi pengajar yang asli. Sistem Pembelajaran Cerdas (Intelligence Tutoring System, ITS) adalah suatu sistem yang memanfaatkan teknik tingkat lanjut dalam mendeskripsikan dan meningkatkan proses pengajaran.

         Computerbased learning (CBT) dan Computer Aided Instruction (CAD) adalah sistem yang pertama kali diperkenalkan sebagai usaha untuk mengajar siswa menggunakan komputer. Dalam sistem seperti ini, instruksi terhadap siswa tidak diberikan secara unik kepada perseorangan, tetapi instruksi diberikan sama untuk setiap siswa. Keputusan bagaimana mengajarkan materi kepada siswa tidak memperhatikan kemampuan siswa, tetapi hanya sebatas kondisi-kondisi sederhana yang dikandung oleh sistem. Sehingga semua siswa akan diajar dengan cara yang sama, tidak peduli apakah dia siswa yang cepat belajar maupun siswa yang agak lambat menerima materi. Sistem pembelajaran cerdas menyempurnakan kelemahan tersebut dengan memperhatikan kemampuan siswa, dan mengajarkan materi sesuai dengan kemampuannya. Dengan cara seperti ini proses pembelajaran menjadi semakin efektif.

      Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan e-learning yang ada sekarang dan pembelajaran berbantuan komputer serta pembelajaran jarak jauh yang telah ada belum mengakomodasi masalah keberagaman dan kemampuan peserta ajar secara individu, histori belajar, gaya belajar dan kelakuan belajar. Untukmengatasinya dilakukan dengan mengembangkan suatu model pembelajaran berbasis ITS. Sebagian besar universitas telah menerapkan alat pengajaran online sebagai mekanisme untuk pembelajaran. Kelebihan alat ini adalah kemampuan mereka untuk menyediakan guru dan siswa dengan banyak fleksibilitas dalam lingkungan belajar. Sayangnya, mereka tidak menyediakan sarana yang dapat menerima seorang siswa yang sedang berlangsung instruksi pribadi. Mengajar siswa pada satu-ke-satu secara signifikan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan keterampilan oleh mahasiswa. Bloom menunjukkan bahwa belajar satu-ke-satu adalah strategi yang paling efektif, dan umumnya menghasilkan performa yang lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Intelligent Tutoring System (ITS) dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran. ITS umumnya terdiri dari 5 komponen, yaitu Model Pakar, Model Pelajar, Model Pengajar dan Antarmuka Pengguna.

Sumber:
Jauhari, J. & Ibrahim, M.B. (2010). Intelligent tutoring system sebagai upaya inovatif dalam pembelajaran  untuk pembelajaran berbantuan komputer. Jurnal generic. Vol.5 No.2


Jurnal 3


RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN
PERKEMBANGAN PADA ANAK

Feri Fahrur Rohman, Ami Fauzijah

      Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak di bawah umur 10 tahun dengan hanya memperhatikan gejalagejala yang dialami. Dengan menggunakan metode Certanty Factor (CF), didapatkan nilai kemungkinan gangguan yang dialami pasien.

     Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial intelligence. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF).

      Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Contoh satu bentuk gangguan perkembangan adalah conduct disorder. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF).

     Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan pada perkembangan anak yang mampu membuat suatu keputusan yang sama, sebaik dan seperti pakar.

TAMPILAN AWAL


HASIL KONSULTASI
Sumber:

Rohman, F.F & Fauziah, A. Rancangan bangun aplikasi sistem pakar untuk menetukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Jurnal  teknik informatika. Vol 6 No 1: 1-23. Yogyakarta: FTI UII. http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/view/106 


Jurnal 4

COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) MAHASISWAAKUNTANSI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI: 
TINJAUAN PERSPEKTIF GENDER



  Konsep CSE dipandang sebagai salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku individual dalam bidang teknologi infonnasi. Telah ada konsensus umum antara peneliti dengan praktisi bahwa CSEmempunyai hubungan positif dengan attitude seseorang yang dihubungkan dengan telmologi infonnasi. CSE mempunyai hubungan positif dengan kineja dalam pelatihan software. Oleh karena itu melihat pentingnya CSE bagi mahasiswa akuntansi dan berdasarkan kajian penelitian terdahulu, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan CSE mahasiswa akuntansi dalam penggunaan sistem informasi ditinjau dari perspektif gender.

  CSE (Computer Self EfficacyDidefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/sisteminformasi/teknologi informasi. Self efficacy dapat didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perilaku tertentu. Self efficacy dirasakan seseorang, memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasu dan perilaku. Terdapat tiga dimensi CSE yaitu: magnitude, streght, generability

   Penelitian ini bertujuan untuk menyelidik kecenderungan keahlian penmaan komputer para mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi infomasi dan menyelidiki perbedaan keahlian penggunaan komputer diantara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Sampel  pada penelitian ini adalah mahasiswa akutansi yang sedang mengambil mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

    Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner pada mahasiswa setelah selesai mengikuti kuliah. Sebanyak 190 kuesioner disebarkan dengan tingkat pengembalian 84,2 % atau 160 kuesioner. Daro 160 kuesioner yang kemabli, 11 kuesioner tidak diisi dengan lengkap sehingga kuesioner yang dianalisis utuh adalah 149 kuesioner (78,42%). Uji vadilitas menggunakan analisis faktor menunjukan nilai >0,5 dengan nilai faktor loading > 0,5 dan nilai eigenvalue > 1. Sedangkan uji reabilitas diakukan dengan menggunakan software aplikasi statistic SPPS versi 10.

   Hasil penelitian yang dihasilkan adalah bahwa CSE laki-laki lebih baik dibanding CSE perempuan.

Sumber :
Rustiana. (2004). Computer self efficacy (CSE) mahasiswaakuntansi dalam penggunaan  
              teknologi informasi: tinjauan perspektif gender. Jurnal akltntansi & keuangan
              VOL. 6, NO. I (29- 39). Yogyakarta: Universitas Atmajaya


Jurnal 5

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN ANAK USIA PRA SEKOLAH UNTUK BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN KOMPUTER AIDED LEARNING


      Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Untuk itu mereka harus disiapkan sejak dini agar mempunyai kemampuan, karakter dan kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya. Salah satu kemampuan yang penting dan harus dikuasai oleh anak-anak adalah kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan bekal utama bagi anakanak untuk dapat memahami mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan minat dan kemampuan anak dalam belajar membaca dan menulis adalah denganmenggunakan perangkat lunak pembelajaran berbasis komputer. Dengan menggunakan perangkat lunak pembelajaran berbasis komputer materi dapat disampaikan dalam bentuk permainan yang disertai dengan gambar, suara, animasi dan permainan warna, sehingga anak-anak merasa sedang bermain walaupun sebenarnya meraka sedang belajar.

     Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Agar alat bantu pengajaran yang dibuat dapat mengakomodasi kebutuhan pemakai, anak berusia 4 sampai 5 tahun, maka sebelum alat bantu tersebut dibuat perlu dilakukan analisis dan desain yang tepat. Analisis dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 orang tua murid yang mempunyai anak berusia antara 4 sampai 5 tahun dan kepada 30 orang guru Taman Kanak-Kanak (TK). Responden diambil dari orang tua murid dan guru TK, karena mereka dianggap sudah memiliki banyak pengalaman mengajar anak belajar membaca dan menulis permulaan.

Berdasarkan hasil kuisioner  dapat ditarik beberapa kesimpulan:
  1. Anak usia 4-5 tahun lebih mudah belajar  membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar, cerita, lagu, atau suara dibandingkan dengan menggunakan buku acuan yang dijual di toko-toko ataupun menggunakan buku tulis.
  2. Pelajaran membaca dan menulis seharusnya diajarkan di TK, sehingga pada saat memasuki SD kelas 1 mereka sudah siap mengikuti pelajaran terutama pada pelajaran yang membutuhkankemampuan membaca dan menulis yang baik.
  3. Anak usia 4-5 tahun membutuhkan pendamping dalam belajar membaca dan menulis. Selain dengan kuisioner, juga dilakukan wawancara dengan seorang kepala sekolah sebuah TK. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu mengenal huruf dan rangkaiannya dalam bentuk hafalan, tetapi jika kemudian dipisah mereka menjadi bingung, siswa mampu menganalisa sebuah suku kata, tetapi apabila suku kata tersebut digabung dengan suku kata yang lain siswa menjadi kesulitan menganalisanya dan orang tua memegang peranan penting mendampingi anak selama belajar.
  4. Setelah analisis selesai dilakukan berikutnya dilakukan desain. Desain yang dilakukan meliputi desain model sistem perangkat ajar, desain model dialog, desain struktur perangkat ajar yang meliputi karakteristik sistem perangkat ajar, metode pengajaran dan struktur materi, desain data, dan desain antar muka.Hasil dari desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan Macromedia Director 8.5, Wave Studio dari Creative Sound Blaster AudioPCI 128, Adobe Photoshop 6.0 dan Adobe ImageReady 3.0. 









      Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Perangkat ajar yang dibuat cukup membantu anak usia empat sampai lima tahun untuk belajar membaca dan menulis permulaan. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan sebesar 18,33%.

Sumber :
Limanto,S. (2008).Peningkatan minat dan kemampuan anak usia pra sekolah untuk belajar
           membaca dan menulis permulaan menggunakan komputer aided learning. Gematika 
           jurnal manajemen informatika. vol 9 no 2. Surabaya:USU



No comments:

Post a Comment