Hai Readers, kali ini saya akan membahas tentang psikoterapi khususnya terapi psikoanalis. Check this out ;)
Watskin (dalam Gunarsa, 2007) , mengatakan bahwa psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seorang yang terlatih atau seorang ahli, dengan saksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dan kepribadiannya [3]
Watskin (dalam Gunarsa, 2007) , mengatakan bahwa psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seorang yang terlatih atau seorang ahli, dengan saksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dan kepribadiannya [3]
Terapi psikoanalisis adalah teknik atau metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
1. Tujuan [3]
Tujuannya adalah untuk membuat sesuatu yang tidak
sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual. Selain itu juga untuk membentuk kembali struktur" kepribadian klien dengan menggali kembali hal" yang terpendam dalam alam ketidaksadarannya sehingga menjadi bagian dari alam ketidaksadarannya.
2. Tokoh [3]
Tokoh yang mencetuskan terapi psikoanalisis adalah
sigmund freud. Freud mengemukakan psikoanalisis memandang kejiwaan manusia
sebagai ekspresi dari dorongan yang menimbulkan konflik.
3. Konsep-konsep terapi Psikoanalisis
a. Anxiety
b. Defence Mekanisme [3]
Merupakan mekanisme penyesuaian ego
yaitu untuk melindungi diri dari perasaan
tidak adekuat. Beberapa contohnya yaitu :
tidak adekuat. Beberapa contohnya yaitu :
1) Discplacement
Memindahkan perasaan yang tidak
menyenangkan dari seseorang/objek ke objek yang lain yang biasanya lebih krang
berbahaya daripada semula.
2) Reaction formation
Mengembangkan
pola sikap & perilaku tertentu yang disadari, tetapi berlawanan dengan
perasaan dan keinginannya.
3) Sublimasi
Penyaluran rangsangan/nafsu yang
tidak tercapai kedalam kegiatan lain yang bisa diterima oleh masyarakat.
4) Proyeksi
Suatu perbuatan untuk
mengurangi kecemasan/ frustasi dengan cara melampiaskan keluar
sentimen-sentimen dan dorongan-dorongan keluar dalam dirinya.
5) Represi
Suatu perbuatan untuk
mengurangi kecemasan/frustasi dengan cara menekan kembali keinginannya.
6) Regresi
Suatu mekanisme dengan
kembali ke masa-masa perkembangan yang telah dilewati sebelumnya, ketika
seseorang menghadapi kesulitan/ kecemasan perilaku yang muncul adalah
kekanak-kanakan atau mundur seperti masa lalu saat mengalami kenyamanan.
4.
Fungsi & peran Terapis [2]
Terapis /
analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan &
pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis / analis
Peran terapis
a. Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
b. Membangun hububungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan
c. Terapis memberikan perhatian
khusus pada penolakan-penolakan klien
d. Mendengarkan
kesenjangan-kesenjangan & pertentangan-pertentangan pada cerita klien
5.
Metode-metode psikoanalisis: [4]
a. Asosiasi Bebas
Asosiasi Bebas merupakan teknik
utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya
dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin
mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas
adalah dengan mempersilakan klien berbaring di atas tempat tifur/sofa sementara
terapis duduk di belakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada
saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas.
Dalam teknik
ini pasien mengatakan segala sesuatu yang datang kedalam pikirannya tanda adanya
penyensoran, terlepas dari apakah mereka rasakan pikiran tersebut tidak dapat
diterima, tidak penting atau memalukan.
Agar konselor dapat menginterpretasikan secara tepat apa yang dikatakan klien, selama terapi berlangsung konselor/terapis harus aktif memperhatikan perasaan, ucapan"nya, mencatat gerak tubuh, nada suara, dan bahasa tubuh klien secara umum
b. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah prosedur atau
cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien
pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur,
pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan
muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain.
Menurut Freud, mimpi terdiri dari
dua taraf, isi manifes (manifes content)
yaitu semua apa yang diceritakan oleh si pemimpi dan isi laten (latent content) yang terdiri atas
motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik,dan tidak disadari . Karena
begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku
agresif tak sadar (yang merupakan isi laten) ditransformasikan ke dalam isi
manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi
sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah mengungkap makna-makna yang
disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes.
Freud menjelaskan prosedur dalam
analisis mimpi :
1) Mintalah pasien mengasosiasikan
elemen mimpi dalam urutan kejadiannya
2) Mintalah pasien mengasosiasikan
elemen mimpi tertentu yang dipilih oleh pasien atau ahli terapi
3) Kesamingkan isis mimpi, dan tanyalah
pada pasien tentang peristwa apa pada hari sebelumnya yang dapat diasosiasikan
dengan mimpi
4) Hindari untuk memberi instruksi, dan
biarkan pemimpi memulai sendiri
c. Resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang
melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak
disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan
ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu.
Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang
digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa
dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau
perasaan yang direpres tersebut.
Salah satu contoh dalam teknik ini
adalah tetap diam dalam periode waktu yang lama, terlambat atau tidak datang ke
perjanjian dan lambat membayar tagihan atau tidak sama sekali.
d. Transferens
Transferensi dalam keadaan normal
adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara lebih
khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis,
merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau
lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Seperti ketika
seorang klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan
dari orangtuanya.
Dengan cara
ini, maka diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam
terapi dan memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari
fiksasi-fiksasi, konflik-konflik, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman
mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini.
Peranan terapis adalah membantu pasien mendapatkan kembali tilikan yang sesungguhya
tentang distrorsi transferensi dan melalui tilikan meningkatkan kemampuan
pasien untuk memuaskan hubungan yang didasarkan pada harapan yang matang dan
realistik, bukan khayalan irasional dari masa kanak-kanak.
6.
Kelebihan
a. Terapi ini memiliki dasar teori yang
kuat.
b. Dengan terapi ini terapis bisa lebih
mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu
pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
c. Terapi ini bisa membuat klien
mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
7.
Kekurangan
a. Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
b. Memakan banyak biaya bagi klien
c. Klien menjadi jenuh karena waktu yang lama
d. Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk
melakukan terapi
Sumber :
1.
Asmadi. (2008). Teknik prosedural
keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba
Medika
2. Corey, G. 2005.
Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy. Thompson learning: USA.
3.
Gunarsa, Singgih D. (2007).
Konseling dan terapi . Jakarta : Gunung Mulia
4.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., & Greeb, J.A. (1997).
Sinopsis Psikiatri. Alih bahasa: Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa aksara
No comments:
Post a Comment