Psikoterapi 6 (Behavioral therapy)
1. Tokoh
Tokoh
utama dalam terapi ini adalah Pavlov dengan classical
conditioning.
2.
Konsep utama
Teori
behavioral menganggap bahwa pada dasarnya manusia bersifat mekanistik dan hidup
dalam alam yang deterministik. Perilaku manusia adalah hasil respon terhadap
lingkungan dengan kontrol yang terbatas melalui interaksi ini kemudian
berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.
Dalam konsep behavioral, perilaku
manusia merupakan hasi dari proses belajar, sehingga dapat diubah dengan
memanipulasi kondisi-kondii belajar. Asumsinya bahwa gangguan tingkah laku itu
diperoleh melalui hasil belajar yang keliru dan karenanya harus diubah melalui
proses belajar, sehingga dapat lebih sesuai.
3. Tujuan
Tujuan
utama konseling behavioral adalah menghilangkan tingkah laku yang salah (maladaptive) dan menggantikannya dengan
tingkah laku baru yang lebih sesuai. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk:
a.
Menghapus pola-pola
perilaku maladptif klien dan membantu mereka mempelajari tingkah laku yang
lebih konstruktif
b.
Mengubah tingkah laku
maladptif klien
c.
Menciptakan
kondisi-kondisi baru yang memungkinkan terjadinya proses belajar ulang
4. Fungsi dan peran
terapis
Fungsi
terapis adalah melaksanakan asesmen dan penilaian secara terus menerus,
menetapkan sasaran perubahan perilaku dan bagaimana mengajarkan untuk
mencapainya, peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, serta membantu
mengembangkan tujuan-tujuan pribadi dan sosialnya. Terdapat 7 area yang perlu
diperhatikan oleh terapi berkaitan dengan terapi perilaku:
a.
Analisa problem
perilaku yang ditampilkan klien
b.
Analisa situasi
dimana problem perilaku itu muncul
c.
Analasia motivasional
d.
Analisa riwayat
perkembangan
e.
Analisa kontrol diri
f.
Analisa hubungan
sosial
g.
Analisa lingkungan
fisik, sosial dan kultural
5. Proses dan teknik
terapi
Dalam
proses terapi perilaku ini harus diperhatikan beberapa hal dibawah ini:
a. Masalah perilaku yang
akan diterapi harus diidentifikasi dalam bentuk
perilaku yang teramati dan terukur untuk selanjutnya dijadikan indikator
untuk menentukan tolak ukur tercapainya atau tidak tujuan terapi
b.
Prosedur dan teknik
terapi yang dipilih harus diarahkan untuk mengubah lingkungan
c.
Metode yang digunakan
harus dapat dijelaskan secara logis dan dapay dipahami oleh klien
d.
Sedapat mungkin
teknik yang digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan sehari-hari
e.
Teknik dan prosedur
yang digunakan harus berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar secara umum
serta prinsip classical conditioning dan
operant conditioning.
Terdapat 4 metode dalah behavioral therapy
a.
Operant
learning
Yang terpenting dalam
metodeini adalah penguatan yang dapat menghasilkan perilaku yang diharapkan,
serta pemanfaatan situasi diluar klien yang
dapat memperkuat perilaku klien yang dikehendaki
b.
Unitative
learning atau social modelling
Dalam metode ini,
konselor perlu merancang perilaku adaptif yang dapat dijadikan model bagi
klien, baik dalam bentuk rekaman, pengajaran berprogram, video, film, biografi
atau orang. Model yang dipilih hendaknya subjek yang berprestice, kompeten, aktraktif dan berpengaruh.
c.
Cognitive
learning
Metode ini lebih
banyak menekankan pentingnya aspek perubahan kognitif klien. Dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan melalui pengajaran secara verbal, kontrak antara
terapis dengan klien dan bermain peran.
d.
Emotional
learning
Metode ini diterapkan
untuk individu yang mengalami kecemasan, melalui penciptaan situasi rileks
dengan menghadirkan ransang yang menimbulkan kecemasan bersama dengan suatu
rangsang yang menimbulkan kesenangan, sehingga secara berangsur kecemasan
tersebut berkurang da n akhirnya dapat dihilangkan
Sedangkan teknik yang
biasa digunakan dalam keempat metode diatas adalah:
a.
Desensitisasi
sistematis
Yaitu cara yang
digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperbuat secara negatif dengan menyertakan
pemunculan tingkh laku yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak
dihapuskan. Salah satu caranya adalah dengan melatih klien untuk santai dengan
pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan.
b.
Latihan asertif
Latihan
mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan,
dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya. Latihan ini sangat tepat bagi
individu yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan yang tidak
sesuai. Misalnya, bagi mereka yang sulit berkata ‘tidak’, tidak dapat
menyatakan kemarahannya atau merasa tidak punya hak untuk menyatakan pikiran
dan perasaannya. Dalam teknik ini,
pening bagi terapis untuk melatih keberanian klien untuk berkata atau
menyatakan pikiran dan perasaann yang sesunggunya secara tegas. Caranya denagn
bermain peran.
c.
Terapi aversi
Teknik ini digunakan
untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau mengukum perilau yang negatif dan
memperkuat perilaku yang positif, dengan meningkatkan kepekaan klien agar
mengganti respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus
tersebut, dibarngi dengan stimulus yang
merugikan dirinya. Misalnya, klien yang suka mabuk-mabukkan , maka minumanna
dicampur dengan obat tertentu yang menjadikannya pusing atau muntah.
d.
Penghentian pikiran
Teknik ini efektif
digunakan untuk klin yang sangat cemas. Caranya, misal klien ditutup matanya
sambil membayangkan dan mengatakan sesuatu yang mengganggu dirinya, misal
berakat ‘saya jahat’, lalu pada saat itu klien memberi tanda, kemudian terapis
berteriak atau berkata keras dan nyaring berkata ‘berhenti’. Jadi pikiran yang
tadi digantikan dengan teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya sendiri
yang bisa menghentikan.
e.
Kontrol diri
Teknik ini dilakukan
untuk menigkatkan perhatian klien pada tugas-tugas tertentu, melalui prosedur self assesment, mencatat diri sendiri,
menentukan tindakan diri sendiri dan menyususn dorongan diri sendiri.
f.
Pekerjaan rumah.
Yaitu dengan
memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada klien yang kurang mampu
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu.
6.
Kelebihan dan
kekurangan
a. Pendekatan ini menekankan bahwa proses terapi
dipandang sebagai proses belajar yang akan menghasilkan perubahan perilaku
klien secara nyata
b. Pendekatan ini menunjukan fleksibilitas yang besar,
karena tujuan terapidan prosedur yang diikuti untuk sampai pada tujuan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan klien
c. Pendekatan ini akan membantu untuk mencegah timbulnya
persoalan kejiwaan
d. Pendekatan ini kurang bermanfaat untuk kasus-kasus
yang berkaitan dengan kehilangan maka dalam hidup. Dengan kata lain, terapi ini
hanya menangani kasus berupa cara bertingkah laku yang tidak sesuai
Oke, itu dia sedikit tentang terapi perilaku atau
behavioral therapy semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang terapi
psikologi yang lainnya. See u soon J
Sumber:
Sunardi, P
& Assjari, M. (2008). Teori Konseling. Bandung: PLB FIP UPI
Mc leod, J. (2008). Pengantar konseling:
Teoti dan study kasus. Alih bahasa: A.K. Anwar.
Jakarta:Kencana
Prenanda Media Group
Gunarsa,S.D. (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: BPK